Selasa, 21 Juni 2011
Makanan mempengaruhi kondisi Tulang
You are what you eat, frase itu cukup sering kita dengar. Memang tak dapat dipungkiri bahwa segala sesuatu yang kita makan berpengaruh pada metabolisme tubuh dan kesehatan kita. Layaknya organ tubuh lain, tulang sebagai rangka atau penyokong utama tubuh kita, adalah jaringan hidup yang memerlukan asupan nutrisi dan zat-zat lainnya untuk menjaga fungsi dan keberadaannya
Apa yang Anda makan jelas akan menentukan seberapa kuat tulang Anda. Beberapa pendekatan diet pada umumnya dianggap oleh pakar kesehatan, memiliki pengaruh yang kecil pada kesehatan tulang (utamanya terkait Osteoporosis). Karena jaringan tulang kita memiliki kebutuhan gizi yang beragam dan terkait dalam interaksi yang kompleks dengan jaringan tubuh yang lainnya.
Oleh karena itu kita perlu meninjau lagi pola makan yang kita jalankan. Apakah sudah proporsional atau malahan mengabaikan kesehatan tulang kita. Ada tiga alasan mengapa diet modern dewasa ini kemungkinan berdampak kurang baik untuk tulang kita. Pertama, terlalu banyak mengonsumsi gula, kafein, garam dan alkohol yang berpotensi meningkatkan resiko Osteoporosis. Kedua, bahan makanan yang ada dewasa ini ditanam dan diolah dengan cara-cara yang mungkin telah mengurangi kandungan vitamin dan mineralnya. Padahal kandungan mineral dan vitamin tadi berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang. Ketiga, proses produksi yang dijalankan industri makanan dewasa ini juga menggunakan teknik dan bahan yang menyebabkan perubahan kimiawi dalam bahan makanan yang berujug pada kesehatan jaringan tubuh kita, termasuk jaringan tulang.
Perhatikan konsumsi beberapa bahan makanan untuk menjaga kesehatan jaringan tulang.
Gula
Hampir setiap hari kita mengonsumsi gula, mulai dari teh manis di pagi hari, kopi di siang hari, hingga makanan ringan seperti kue-kue juga banyak mengandung gula. Gula refinasi (yang dimurnikan) yang konon lebih sehat (untuk mencegah diabetes) ternyata kehilangan kandungan vitamin dan mineral hingga 19%. Mengonsumsi gula jenis ini mengakibatkan kita kekurangan asupan magnesium, asam folic, vitamin B6, zinc, copper, mangaan dan nutrisi lain yang cukup penting dalam menjaga kesehatan tulang.
Namun terlalu banyak mengonsumsi gula juga menjadi ancaman bagi ketersediaan kalsium yang dibutuhkan tulang kita. Dalam sebuah penelitian konsumsi gula hingga 100 gram (25 sendok teh) dalam satu hari akan menyebabkan peningkatan hilangnya kalsium melalui cairan urin. Pada orang dengan riwayat ‘batu ginjal kalsium oksalat’ jumlah kehilangan kalsium melalui urin lebih banyak lagi. Gula juga dapat meningkatkan peluang orang terkena Osteoporosis. Kandungan sukrosa dapat meningkatkan kadar kortisol (corticosteroid primer). Cortisol dapat medorong penipisan tulang yang berujung pada Osteoporosis.
Padi-padian dan Tepung
Padi-padian yang dimurnikan (tepung-tepungan) kini lebih banyak dikonsumsi. Meski pada umumnya dianggap lebih menyehatkan namun ternyata sudah banyak kehilangan unsur nutrisinya. Proses pemurnian menghilangkan bakteri kaya nutrisi serta vitamin dan mineral. Misalnya whole wheat (tepung terigu dari biji gandum utuh) yang dimurnikan menjadi white flour (terigu putih) ternyata kehilangan vitamin dan mineral dalam jumlah besar : vitamin B6 (72%), asam folat (67%), kalsium (60%), magnesium (85%), mangan (86%), tembaga (68%), seng (78%).
Jadi saat menyantap berbagai makanan berbahan tepung yang dimurnikan, secara tidak langsung kita kehilangan kesempatan menyediakan kebutuhan vitamin dan mineral yang baik untuk menjaga kesehatan tulang.
Kafein
Kafein dapat kita temukan dalam kopi, teh, minuman cola dan beberapa jenis obat. Zat yang serupa dengan kafein juga dapat kita temukan dalam coklat. Kafein dipercaya memiliki efek stimulan pada tubuh. Bahkan di Amerika, sekitar 10 juta orang ketergantungan pada kafein.
Layaknya gula, konsumsi kafein juga meningkatkan hilangnya kalsium dari tubuh melalui keluarnya cairan urin. Hilangnya kalsium melalui urin akibat konsumsi kafein berlebihan bahkan lebih besar terjadi pada wanita. Wanita yang kecanduan kafein beresiko lebih tinggi menderita keropos tulang pinggul dibanding wanita yang tidak kecanduan kafein. Dampak konsumsi kafein juga akan didorong lebih kuat oleh tembakau (nikotin). Jadi perokok yang sekaligus penikmat kopi memiliki resiko penipisan tulang yang cukup mengancam.
Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan telah diketahui sebagai penyebab berbagai penyakit dan gangguan kesehatan, tidak terkecuali kesehatan tulang. Kadar alkohol berlebihan dalam tubuh menyebabkan resiko Osteoporosis yang besar. Dalam sebuah penelitian pada 96 pria pencandu alkohol pada rentang usia 24-62 tahun, 47% dari mereka menderita Osteoporosis, sedang mereka yang berusia dibawah 40 tahun, 31%-nya mengalami Osteoporosis. Hal serupa juga diindikasikan mengancam wanita-wanita alkoholik.
Protein, Fosfor, dan Natrium
Menu diet yang kini banyak diikuti cenderung membuat kita mengonsumsi terlalu banyak protein. Padahal Asam amino dalam protein yang pecah menjadi homosistein dapat menyebabkan keropos tulang. Belum lagi konsumsi protein yang berlebihan meningkatkan hilangnya kalsium melalui cairan urin. Penelitian menunjukkan kalau para vegetarian memiliki tulang yang lebih kuat dari pada mereka yang menggantungkan dietnya pada protein hewani.
Minuman yang banyak mengandung fosfor (seperti cola), juga mengancam kesehatan tulang Anda karena mendorong timbulnya resiko osteoporosis yang cukup tinggi.
Garam atau natrium juga memberikan pengaruh terhadap hilangnya kalsium dalam tubuh melalui keluarnya urin. Terlalu banyak mengonsumsi natrium membuat ginjal kita membuang kalsium melalui urin. Resiko batu ginjal dan osteoporosis juga membesar seiring meningkatnya konsumsi garam dalam makanan sehari hari.
Lalu bagaimana pola makan dan diet Anda? Apakah sudah cukup aman untuk tetap menjaga kekuatan tulang? Saatnya Anda meninjau kembali dan memulai diet yang proporsional untuk seluruh organ tubuh dan tentunya tulang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar